CONTOH 'BAB IV HASIL PENELITIAN' KARYA TULIS ILMIAH

|
Nah, bagian ini tidak kalah pentingnya dalam penulisan karya tulis ilmiah. Dalam Bab ini akan dibahas mengenai hasil olah dari semua data-data selama diadakannya penelitian..

Berikut contoh dari BAB IV Hasil Penelitian :



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.   Pengolahan Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian korelasi eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan pulau Barrang lompo.
1.    Data hasil angket
Dari angket yang disebar, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel I
Hasil Angket

No.

Pernyataan
Jawaban
Setuju
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
1.
Menurut Anda, keberadaan terumbu karang itu perlu.
30
7
3
2.
Terumbu karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
25
13
2
3.
Terumbu karang di daerah ini masih dalam keadaan baik.
6
12
22
4.
Terumbu karang cukup berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
28
6
6
5.
Ada banyak wisatawan yang mengunjungi daerah ini untuk melihat/menikmati keindahan terumbu karang.
21
6
13
6.
Wisatawan sangat tertarik dengan wisata bahari terumbu karang.
26
8
6
7.
Masyarakat masih peduli terhadap keberdaan terumbu karang.
17
6
17
8.
Sumber daya laut di pulau ini masih potensial untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di pulau ini.
12
7
21
9.
Menurut Anda, ada pengaruh antara eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan.
26
10
4

Dari tabel di atas maka didapatkan nilai dan persentase responden untuk masing-masing pernyataan. Berikut hasil tersebut yang disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel II
Nilai dan Persentase Responden

No.

Pernyataan
Jawaban
Setuju
(3)
Ragu-Ragu (2)
Tidak Setuju
(1)
Nilai
%
Nilai
%
Nilai
%
1.
Menurut Anda, keberadaan terumbu karang itu perlu.
90
75
14
17.5
3
7.5
2.
Terumbu karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
75
62.5
16
32.5
2
5
3.
Terumbu karang di daerah ini masih dalam keadaan baik.
18
15
24
30
22
55
4.
Terumbu karang cukup berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
84
70
12
15
6
15
5.
Ada banyak wisatawan yang mengunjungi daerah ini untuk melihat/menikmati keindahan terumbu karang.
63
52.5
12
15
13
32.5
6.
Wisatawan sangat tertarik dengan wisata bahari terumbu karang.
78
65
16
20
6
15
7.
Masyarakat masih peduli terhadap keberdaan terumbu karang.
51
42.5
12
15
17
42.5
8.
Sumber daya laut di pulau ini masih potensial untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di pulau ini.
36
30
14
17.5
21
52.5
9.
Menurut Anda, ada pengaruh antara eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan.
78
65
20
25
4
10













Dari hasil angket di atas, maka didapatkan beberapa sampel yang memiliki pendapat yang menyatakan setuju bahwa akan ada korelasi antara kedua variabel dalam karya tulis ini.
 Adapun data responden yang dimaksud akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:



Tabel III
Data Responden
No.
Nama (Inisial)
Jenis Kelamin
No.
Nama
(Inisial)
Jenis Kelamin
1.
AS
L
14.
BD
L
2.
SI
L
15.
MM
L
3.
RM
L
16.
MD
L
4.
MZ
L
17.
A
P
5.
MF
L
18.
HE
P
6.
RR
P
19.
KA
L
7.
AA
P
20.
KS
L
8.
AP
P
21.
KL
L
9.
NK
L
22.
TS
P
10.
AM
L
23.
AF
P
11.
MF
L
24.
YH
L
12.
MA
L
25.
Y
P
13.
JS
L
26.
Z
L

            Dari data di atas maka penelitian difokuskan kepada seluruh sampel yang menjawab bahwa ada korelasi antara kedua variabel. Perhatikan tabel berikut :


Tabel IV
Nilai Responden Khusus
No.
Nama (Inisial)
Nilai
No.
Nama (Inisial)
Nilai
1.
AS
19
14.
BD
24
2.
SI
24
15.
MM
21
3.
RM
19
16.
MD
22
4.
MZ
21
17.
A
16
5.
MF
19
18.
HE
15
6.
RR
21
19.
KA
13
7.
AA
24
20.
KS
24
8.
AP
13
21.
KL
21
9.
NK
15
22.
TS
19
10.
AM
16
23.
AF
21
11.
MF
22
24.
YH
19
12.
MA
21
25.
Y
24
13.
JS
24
26.
Z
19
Jumlah
516

            Dari data angket maka didapatkan data yang akan menjadi angka pada variabel pertama. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:


Tabel V
Data Variabel Pertama
No.
Jawaban
Responden
Nilai
Persentase
1.
Setuju
6
18
15%
2.
Ragu-ragu
12
24
30%
3.
Tidak Setuju
22
22
55%
Jumlah
40
64
100%
Rata-rata
21.33


Kemudian, dari data angket maka juga didapatkan data yang akan menjadi angka pada variabel kedua. Berikut akan disajikan dalam bentuk Tabel VI.
Tabel VI
Data Variabel Kedua
No.
Jawaban
Responden
Nilai
Persentase
1.
Setuju
26
78
65%
2.
Ragu-ragu
8
16
20%
3.
Tidak Setuju
6
6
15%
Jumlah
40
100
100%
Rata-rata
33.33






2.    Data Komunitas Terumbu Karang di Kepulauan Spermonde
Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu pulau dalam gugus kepulauan Spermonde. Untuk melihat data komunitas terumbu karang di Kep. Spermonde, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel VII
Data Komunitas Terumbu Karang di Kep. Spermonde
Kawasan Terumbu Karang
Jumlah lokasi Stasiun
Kisaran Penutupan Karang Hidup
Persentase Kondisi Terumbu Karang (%)
Sangat Bagus
Bagus
Kritis
Rusak
Kep. Spermonde
61
1 – 80
2
13
34
51
-Takalar
*
*
32
6
- Makassar
27
20 - 80
4
26
44
26
-Pangkep
34
1 – 54
0
3
26
71
sumber : olah data P2O LIPI thn. 2005

B.   Hasil Pembahasan
1.    Eksistensi Terumbu Karang di Pulau Barrang Lompo.
Dari beberapa wawancara yang dilakukan ada begitu banyak informasi yang didapatkan. Pemerintah setempat memberikan informasi bahwa keadaan terumbu karang di pulau Barrang Lompo tidak begitu baik. Itu semua disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a.    Kurangnya kesadaran warga setempat akan pentingnya terumbu karang.
b.    Adanya kebiasaan secara turun temurun dengan menangkap ikan secara ilegal.
Masyarakat sering melakukan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti dengan menggunakan bom atau sianida. Mereka mengetahui bahwa itu merupakan suatu perbuatan yang tidak benar, namun karena hal tersebut telah dilakukan secara turun-temurun  maka sangat sulit untuk dihentikan.
c.    Penggunaan batu karang dalam pembangunan pemukiman seperti digunakan sebagai pondasi rumah dengan alasan sulit untuk mengirim batu kali ataupun batu gunung dari pusat kota ke pulau tersebut.
d.    Kurangnya pendidikan formal yang didapatkan oleh masyarakat serta pendidikan informal mengenai penyelamatan terumbu karang serta budidaya hasil laut.
e.    Kurangnya ketergantungan masyarakat terhadap sumber pangan di daerah laut pulau itu sendiri. Masyarakat lebih memilih untuk membeli langsung hasil laut yang dijajakan, bahkan ada yang didapatkan dari hasil distribusi dari pusat kota Makassar. Juga lebih memilih makanan yang siap saji atau instant.

2.    Persepsi Penduduk Terhadap Keberadaan Terumbu Karang di Pulau Barrang Lompo.
Berdasarkan informasi dari penelitian yang telah dilakukan, maka tim penulis dapat menguraikannya sebagai berikut.
Bagi sebagian besar masyarakat yang mendiami pulau Barrang Lompo mengaku keberadaan terumbu karang sangatlah penting. Bagi mereka, semakin baik terumbu karang maka biota laut yang dikandungnya seperti ikan juga semakin banyak. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelidung dari kerusakan alam seperti pemecah ombak besar, penghasil oksigen dan sebagainya. Namun, dalam hal pemanfaatannya menurut mereka telah terjadi kebiasaan yang buruk yang dilakukan oleh beberapa oknum tertentu yakni seperti penggunaan bom, bius dan benda-benda tajam ke dalam terumbu karang untuk mendapatkan ikan. Mereka juga banyak yang menggunakannya sebagai bahan bangunan pondasi rumah.
Dari berbagai pemanfaatan yang kurang baik tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa kualitas terumbu karang di pulau Barrang Lompo sudah dalam keadaan rusak.
Di sisi lain, adapula sebagian kecil masyarakat yang mendiami pulau Barrang Lompo yang mengaku bahwa keberadaan terumbu karang di pulau tersebut tidaklah begitu penting. Menurut pendapat mereka, ekosistem terumbu karang sudah tidak terlalu menghasilkan manfaat nyata bagi mereka. Dalam segi ekonomi pun mereka mengaku bahwa di pulau ini sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka juga sudah beralih profesi menjadi sebagai pencari teripang yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi di laut lepas seperti laut Banda hingga ke Benua Australia. Selain itu, juga sudah banyak pedagang distributor ikan yang mendistribusikan hasil laut seperti ikan  dari pusat kota Makassar ke pulau Barrang Lompo. Sehingga tanpa mencari atau melaut, mereka sudah dapat menikmati ikan-ikan hasil distribusi tersebut.
Adapun beberapa hasil laut yang dominan didapatkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yakni :
a.    Teripang
b.    Ikan
c.    Kepiting
d.    Kerang-kerangan atau  tude
e.    Rumput laut dan sebagainya.

3.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Keberadaan Terumbu Karang.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intensitas keberadaan terumbu karang di suatu wilayah adalah sebagai berikut :
a.    Terumbu karang tersebar luas di laut dangkal di daerah tropik hingga subtropik yaitu antara lintang 35o lintang utara dan 32o lintang selatan.
b.    Secara umum terumbu karang terbatas pada perairan yang bersuhu antara 18o dan 36oC dengan kisaran suhu optimal  26o-28oC.
c.    Memiliki tingkat erosi yang rendah, sehingga proses sedimentasi yang terjadi sedikit. Proses sedimentasi dan pelarutan yang tinggi dapat menyebabkan air laut menjadi keruh dan akan menghambat pertumbuhan terumbu karang serta terhambatnya proses fotosintesis.
d.    Memiliki tingkat salinitas yang berkisar sekitar 30 dan tidak mengalami penurunan tingkat salinitas (drop) hingga 10.
e.    Faktor antropogenik atau perilaku manusia.
Kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan di laut dapat menghambat pertumbuhan karang. Aktifitas pabrik yang sering membuang limbah industri ke laut juga menjadi penghambat pertumbuhan terumbu karang.
      Selain itu, yang juga menjadi pemicu utama yaitu kebiasaan para nelayan menangkap ikan dengan menggunakan alat-alat yang dapat merusak ekosistem terumbu karang seperti tombak, bom, racun sianida, bius, dan sebagainya.
      Semakin rendah aktifitas manusia yang merusak terumbu karang, maka semakin besar pula tingkat intensitas eksistensi terumbu karang di wilayah tersebut.
f.     Dan lain-lain




4.    Manfaat dari Terumbu Karang.
Adapun manfaat dari keberadaan terumbu karang yang sehat di suatu tempat, yang langsung berdampak pada makhluk hidup sekitarnya adalah sebagai berikut:
a.    Sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan (kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), lobster, dan sebagainya.
b.    Pariwisata, terumbu karang memiliki keindahan bentuk dan warnanya yang mempesona, sehingga dapat menarik wisatawan untuk menikmatinya.
c.    Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang, antara lain:
a.    Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
b.    Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
c.    Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
d.    Pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapa pun jauh letak pertanian tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya akan terbuang ke laut juga.
e.    Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
f.     Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
g.    Penambangan
h.    Pembangunan pemukiman
i.      Reklamasi pantai
j.      Polusi
k.    Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
5.    Pengaruh Terumbu Karang terhadap Prospek Wisatawan Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Berikut akan dilakukan operasi hitung untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan khususnya di pulau Barrang Lompo.
Namun, sebelumnya kita harus mengingat kembali bahwa dari beberapa sumber yang ditemukan begitu banyak yang menyatakan bahwa eksistensi terumbu karang dapat mempengaruhi tingginya prospek wisatawan. Untuk membuktikan hipotesis sementara tersebut maka perlu dilakukan operasi hitung berikut.
Untuk memperoleh koefesien korelasi tersebut akan digunakan  rumus korelasi Product Moment, yaitu :
Keterangan :
r     : koefesien korelasi antara x dan y
n    : jumlah subjek yang diselidiki
x    : angka pada variabel pertama
y    : angka pada variabel kedua
Σ    : jumlah (sigma)

Penyelesaian
Diketahui :
n    = 3878 orang
x    = 64
y    =100
      Jadi, nilai r adalah 0,000257.


Perhatikan tabel interpretasi berikut!
r
Interpretasi
0,800 – 1,000
Tinggi
0,600 – 0,800
Cukup
0,200 – 0,600
Rendah
0,000 – 0,200
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
(Hadi, 1986 : 275)
Jadi, nilai r adalah 0,000257, maka berdasarkan tabel interpretasi di atas, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan pulau Barrang Lompo memenuhi kategori sangat rendah atau tidak berkorelasi.
Dari hasil diatas maka hipotesis sementara yang menyatakan bahwa pengaruh eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan pulau Barrang Lompo ditolak.
Dan hipotesis alternatif baru yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan pulau Barrang Lompo diterima.
Dengan kata lain, dapat di simpulkan bahwa eksistensi ekosistem terumbu karang pada suatu wilayah belum tentu mempengaruhi prospek wisatawan wilayah tersebut. Untuk menjadi sebuah wilayah yang mengemukakan pariwisata bahari, terkhusus keindahan terumbu karang, haruslah ada sebuah komitmen bersama untuk menjaga kelestarian dan keindahan terumbu karang guna sebagai modal utama untuk menjual dan menonjolkan pariwisata tersebut kepada publik, baik lokal maupun mancanegara.
   
      Penulisan karya tulis ilmiah sudah hampir kelar. Semangat !
     Sumber : KTI Awal Safar.M (Finalis Kontes Inovator Muda yang diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan)

0 komentar:

Posting Komentar

Sebutin nama yee,, kalo ngga dicubit loh!
(Pastikan Komentar Anda Telah Terkirim)