Jauh di Perantauan

|

          Aku mengambil sereal yang telah aku seduh dan masukkan ke dalam sebuah wadah thumbler  yang baru saja kubeli di sebuah minimarket tidak jauh dari klinik. Sebuah thumbler berwarna hijau muda dengan tutup yang disertai sedotan. Cukup estetik, namun aku selalu kesulitan saat akan membersihkan sedotannya. Yah, sejak aku sakit kurang lebih selama tiga bulan lalu, aku memutuskan untuk menjaga diet makanan yang sehat dan tidak lagi menunda makanku seperti pada tahun sebelumnya. Penyakit pada saluran cerna yang aku idap mengharuskan saya untuk makan dalam jumlah porsi yang sedikit, namun sering.

        Membuka pintu mess dokter yang terbuat dari bahan gypsum dan sejenak melihat ruang dapur depan mess yang belakangan ini kurang terurus dikarenakan aku lebih memilih untuk membeli makanan dengan jasa antar kurir dibandingkan memasak makanan sendiri dikarenakan waktu jadwal jaga yang belakangan ini begitu padat. Ruang dapur ini tidak terasa sudah setahun lebih menjadi saksi bisu saat aku mencoba berbagai macam resep yang aku pelajari dari sosial media. Yah, saat awal bekerja di klinik ini aku memutuskan berhemat dan mencoba untuk memasak sendiri makanan setiap hari walaupun itu cukup melelahkan dikarenakan aku melakukan semuanya di sela waktu istirahat. Dikarenakan jadwal hari ini akan lebih padat lagi maka kuputuskan untuk mengirim pesan WA kepada petugas cleaning service yang biasa membantuku, beliau bernama Bu Darsih.

        "Assalamu alaikum, Ibu pagi ini mau minta tolong yah agar dapur mess saya dibersihkan, terima kasih". Tulisku pada WA    

        Sesaat setelah mengirim pesan itu, Aku pun langsung memakai sendal jaga dan segera masuk ke klinik dari arah pintu belakang, pintu yang sering aku akses saat akan masuk ke klinik. Segera menuju sudut absensi dan menempelkan jari telunjuk saya pada mesin absen finger. Beberapa kali saya coba mesin ini error, namun pada percobaan keempat akhirnya berhasil. 


KEMBALI BEKERJA

|

 HALO SEMUANYA,


Alhamdulillah hari ini adalah hari pertama saya bekerja setelah 3 bulan cuti untuk pengobatan. dan Yah. Semuanya sudah membaik sekarang bahkan hampir sama seperti semula. Walaupun berat badan turun drastis, namun perlahan mulai naik kembali.

Ada begitu banyak hikmah yang saya dapatkan selama sakit. Dan, alhamdulillah semua hal sudah jauh lebih baik sekarang. Hubungan pertemanan yang membaik. Keluarga semakin didekatkan. Dan, saya jauh lebih peduli dengan kesehatan saya sekarang.

Terima kasih dan puji syukur yang tak hentinya kepada ALLAH SWT yang telah memberikan saya kesempatan kedua ini.



UPDATE SOAL KESEHATAN KU DI BULAN SUCI RAMADHAN 2023 M/1444 H

|

 Halo semuanya, 


Ini saya nulisnya sambil menantikan waktu sahur yah

Anyway, alhamdulillah tidak henti-hentinya saya ucapkan dikarenakan saat ini kondisiku jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kondisiku saat terakhir kali menulis di blog ini.

Yah, memang beberapa kali saya diharuskan bolak-balik rumah sakit dikarenakan harus menjalani pelbagai pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis pasti dari keluhan yang saya alami. Dan, terakhir saya harus menjalani tindakan EUS, sebuah tindakan endoskopi yang disertai dengan pemeriksaan USG untuk melihat kelainan yang ada pada saluran cerna saya.

Dan, alhamdulillah dari pemeriksaan tersebut didapatkan hasil yang jauh berbeda dengan hasil endoskopi sebelumnya. 

Selain itu, saya pun inisiatif melakukan rangkaian pemeriksaan lain untuk mengetahui status kesehatan saya dan masih menunggu hasil pemeriksaan.

Apapun hasilnya saya sudah menyerahkan seluruhnya kepada Allah SWT dan akan menerima seluruhnya tanpa penyesalan sama sekali.

Oke, itu dulu update dari saya. sampai jumpa dan sehat selalu 😍😍

Awal Tahun Yang Berat

|

 Halo pembaca,


Begitu lama saya tidak pernah lagi rutin menulis di blog ini. Awal yang dulu begitu produktif, ingin mengerjakan segala hal, multitasking and multithinking at the same time. Kini harus duduk di bed sebuah kamar rawat inap di rumah sakit.

Yah, hari ini saya sedang berdiri melawan sakit yang saya alami saat ini. Berusaha bersabar dan melawan semua rasa takut yang berkecamuk dalam hati dan pikiran. Muntah disertai darah dan berat badan yang menurun menjadi alarm symptom awal yang membuat ku akhirnya merasa bahwa ada yang tidak beres dalam diriku.

Bekerja overtime dalam beberapa waktu membuatku lupa untuk peduli pada diriku sendiri. Asupan makananku tidak teratur. Tidur ku hanya 2-3 jam per hari. Sangat tidak sehat memang.

Saat ini semua masih dalam proses melengkapi pemeriksaan penunjang. Semoga hasilnya lebih terang benderang sehingga saya bisa mendapatkan terapi yang tepat.

Akan saya update di blog ini. Good bye

30 TAHUN USIAKU KINI

|

Malam ini, aku terduduk di sebuah meja yang ada di sudut kamarku. Sebuah meja yang terbuat dari kayu yang aku pesan pada salah satu toko mebel di desa ini beberapa bulan yang lalu. Harganya cukup murah hanya tiga ratus ribu rupiah dan sudah cukup kokoh dengan ukuran satu kali satu meter. 

Di meja ini, aku banyak menghabiskan waktu untuk melakukan pekerjaan lain di luar pekerjaan utama saya sebagai dokter. Yah, biasanya jadwal praktekku dimulai pada pukul 06.00 dan berakhir di pukul 12.00. Setelah itu biasanya shift keduaku dimulai pada pukul 19.30 hingga 21.30 dan itu berulang terus - menerus tanpa libur seharipun. Namun, aku memiliki kesempatan cuti yang tentunya disesuaikan dengan jadwal teman sejawat dokter lainnya.

Banyak yang ingin aku ceritakan sejak 2 tahun terakhir di dalam hidupku. Mulai dari permasalahan finansial yang aku alami walaupun saat ini sudah mulai membaik hingga permasalahan pertemananku. Proses kehidupan hingga usiaku saat ini banyak memberikan pelajaran penting tentunya. Mulai dari melihat pertemanan dari sudut pandang yang beragam hingga menentukan prioritas hidup. 

Aku pernah merasa memiliki begitu banyak teman hingga saat ini merasakan tidak memiliki teman sama sekali. Kok bisa? Yah, bisa saja. Begitu sakit rasanya ketika teman yang dulu menjadi penyemangat, tempat bercerita, teman berjalan dari ujung pintu mall yang satu ke pintu mall lainnya hanya sekadar mencari - cari barang yang menurut kami itu dibutuhkan, saling mengkritik namun diselingi tawa canda, saling menunggu di depan toilet ketika yang satunya ingin ke toilet, teman bepergian ke luar kota hanya untuk sekadar menghilangkan penat kami, teman bermain petak umpet di mall padahal usai kami tidak remaja lagi, teman berjuang masuk perguruan tinggi, teman duduk sambil bersantap bekal di sebuah lapangan besar di kota kami sambil menceritakan cita-cita kami masing-masing.

Hingga kini, aku bahkan tidak tau apa isi hatinya. Yah, aku menulis ini dengan tetesan air mata yang tidak ada hentinya. Andai kamu tahu apa yang saat ini aku pikul. Andai kamu tau apa yang sudah saya lewati tanpa bercerita satu katapun. Andai kamu tahu aku pernah berjalan sendirian di kota orang dengan hanya memang uang 2.000 rupiah di genggaman tanganku. Andai kamu tau semua isi hatiku yang tidak pernah satu kalipun memiliki rasa iri dan dengki kepada sahabat - sahabatku. 

Aku paham betul, sebagai manusia biasa. Aku banyak memiliki kekurangan. Banyak sekali. Tapi, apa adil jika kekuranganku itu menjadikanku hina di mata sahabat - sahabatku. Apa adil jika semua yang kita lalui harus diukur dengan sebuah atau dua kejadian yang itupun di luar kontrol ku?

Hanya satu yang bisa aku bisa sampaikan. Permintaan maaf yang sedalam-dalamnya. Karena saya tidak pernah bisa menyimpan satu pun rasa benci dalam hidupku. Semua yang kebaikan kalian tidak pernah aku lupakan satu kalipun.

Terima kasih dan salam dariku yang tidak akan pernah lagi mau menyimpan rasa benci dan apapun yang negatif dalam diriku.