BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A. Pengolahan
Hasil Penelitian
Pada
bab ini akan disajikan hasil penelitian korelasi eksistensi terumbu karang
terhadap prospek wisatawan pulau Barrang lompo.
1. Data
hasil angket
Dari
angket yang disebar, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel yang
terlampir pada lampiran 2.
Dari
tabel di atas maka didapatkan nilai dan persentase responden untuk
masing-masing pernyataan, yang disajikan dalam bentuk tabel yang terlampir pada
lampiran 3.
Dari
hasil angket tersebut, maka didapatkan beberapa sampel yang sering memiliki
pendapat yang menyatakan setuju bahwa akan ada korelasi antara kedua variabel
dalam karya tulis ini. Adapun data responden yang dimaksud akan disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel
II
Data Responden
|
No.
|
Nama
(Inisial)
|
Jenis
Kelamin
|
No.
|
Nama
(Inisial)
|
Jenis
Kelamin
|
|
1.
|
AS
|
L
|
14.
|
BD
|
L
|
|
2.
|
SI
|
L
|
15.
|
MM
|
L
|
|
3.
|
RM
|
L
|
16.
|
MD
|
L
|
|
4.
|
MZ
|
L
|
17.
|
A
|
P
|
|
5.
|
MF
|
L
|
18.
|
HE
|
P
|
|
6.
|
RR
|
P
|
19.
|
KA
|
L
|
|
7.
|
AA
|
P
|
20.
|
KS
|
L
|
|
8.
|
AP
|
P
|
21.
|
KL
|
L
|
|
9.
|
NK
|
L
|
22.
|
TS
|
P
|
|
10.
|
AM
|
L
|
23.
|
AF
|
P
|
|
11.
|
MF
|
L
|
24.
|
YH
|
L
|
|
12.
|
MA
|
L
|
25.
|
Y
|
P
|
|
13.
|
JS
|
L
|
26.
|
Z
|
L
|
Dari data di atas maka penelitian
difokuskan kepada seluruh sampel yang menjawab bahwa ada korelasi antara kedua
variabel. Perhatikan tabel berikut :
Tabel
IIII
Nilai Responden Khusus
|
No.
|
Nama
(Inisial)
|
Nilai
|
No.
|
Nama
(Inisial)
|
Nilai
|
|
1.
|
AS
|
19
|
14.
|
BD
|
24
|
|
2.
|
SI
|
24
|
15.
|
MM
|
21
|
|
3.
|
RM
|
19
|
16.
|
MD
|
22
|
|
4.
|
MZ
|
21
|
17.
|
A
|
16
|
|
5.
|
MF
|
19
|
18.
|
HE
|
15
|
|
6.
|
RR
|
21
|
19.
|
KA
|
13
|
|
7.
|
AA
|
24
|
20.
|
KS
|
24
|
|
8.
|
AP
|
13
|
21.
|
KL
|
21
|
|
9.
|
NK
|
15
|
22.
|
TS
|
19
|
|
10.
|
AM
|
16
|
23.
|
AF
|
21
|
|
11.
|
MF
|
22
|
24.
|
YH
|
19
|
|
12.
|
MA
|
21
|
25.
|
Y
|
24
|
|
13.
|
JS
|
24
|
26.
|
Z
|
19
|
|
Jumlah
|
516
|
||||
Dari data angket maka didapatkan
data yang akan menjadi angka pada variabel pertama. Berikut akan disajikan
dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel
IV
Data
Variabel Pertama
|
No.
|
Jawaban
|
Responden
|
Nilai
|
Persentase
|
|
1.
|
Setuju
|
6
|
18
|
15%
|
|
2.
|
Ragu-ragu
|
12
|
24
|
30%
|
|
3.
|
Tidak
Setuju
|
22
|
22
|
55%
|
|
Jumlah
|
40
|
64
|
100%
|
|
|
Rata-rata
|
21.33
|
|
||
Kemudian,
dari data angket maka juga didapatkan data yang akan menjadi angka pada
variabel kedua. Berikut akan disajikan dalam bentuk Tabel VI.
Tabel
V
Data
Variabel Kedua
|
No.
|
Jawaban
|
Responden
|
Nilai
|
Persentase
|
|
1.
|
Setuju
|
26
|
78
|
65%
|
|
2.
|
Ragu-ragu
|
8
|
16
|
20%
|
|
3.
|
Tidak
Setuju
|
6
|
6
|
15%
|
|
Jumlah
|
40
|
100
|
100%
|
|
|
Rata-rata
|
33.33
|
|
||
2. Data
Komunitas Terumbu Karang di Kepulauan Spermonde
Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu
pulau dalam gugus kepulauan Spermonde. Untuk melihat data komunitas terumbu
karang di Kep. Spermonde, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel VI
Data Komunitas Terumbu
Karang di Kep. Spermonde
|
Kawasan
Terumbu Karang
|
Jumlah
lokasi Stasiun
|
Kisaran
Penutupan Karang Hidup
|
Persentase
Kondisi Terumbu Karang (%)
|
|||
|
Sangat
Bagus
|
Bagus
|
Kritis
|
Rusak
|
|||
|
Kep.
Spermonde
|
61
|
1 – 80
|
2
|
13
|
34
|
51
|
|
-Takalar
|
*
|
*
|
32
|
6
|
||
|
- Makassar
|
27
|
20 - 80
|
4
|
26
|
44
|
26
|
|
-Pangkep
|
34
|
1 – 54
|
0
|
3
|
26
|
71
|
sumber : olah data P2O LIPI
thn. 2005
B. Hasil
Pembahasan
1. Eksistensi Terumbu Karang di Pulau Barrang Lompo.
Dari beberapa wawancara
yang dilakukan ada begitu banyak informasi yang didapatkan. Pemerintah setempat
memberikan informasi bahwa keadaan terumbu karang di pulau Barrang Lompo tidak
begitu baik. Itu semua disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Kurangnya kesadaran warga setempat akan pentingnya
terumbu karang.
b. Adanya kebiasaan secara turun temurun dengan menangkap
ikan secara ilegal.
Masyarakat sering melakukan penangkapan ikan yang tidak
ramah lingkungan seperti dengan menggunakan bom atau sianida. Mereka mengetahui
bahwa itu merupakan suatu perbuatan yang tidak benar, namun karena hal tersebut
telah dilakukan secara turun-temurun
maka sangat sulit untuk dihentikan.
c. Penggunaan batu karang dalam pembangunan pemukiman
seperti digunakan sebagai pondasi rumah dengan alasan sulit untuk mengirim batu
kali ataupun batu gunung dari pusat kota ke pulau tersebut.
d. Kurangnya pendidikan formal yang didapatkan oleh
masyarakat serta pendidikan informal mengenai penyelamatan terumbu karang serta
budidaya hasil laut.
e. Kurangnya ketergantungan masyarakat terhadap sumber
pangan di daerah laut pulau itu sendiri. Masyarakat lebih memilih untuk membeli
langsung hasil laut yang dijajakan, bahkan ada yang didapatkan dari hasil
distribusi dari pusat kota Makassar. Juga lebih memilih makanan yang siap saji
atau instant.
2. Persepsi Penduduk Terhadap Keberadaan Terumbu Karang di Pulau
Barrang Lompo.
Berdasarkan informasi
dari penelitian yang telah dilakukan, maka tim penulis dapat menguraikannya
sebagai berikut.
Bagi sebagian besar
masyarakat yang mendiami pulau Barrang Lompo mengaku keberadaan terumbu karang
sangatlah penting. Bagi mereka, semakin baik terumbu karang maka biota laut
yang dikandungnya seperti ikan juga semakin banyak. Selain itu, mereka juga
berpendapat bahwa terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelidung dari
kerusakan alam seperti pemecah ombak besar, penghasil oksigen dan sebagainya.
Namun, dalam hal pemanfaatannya menurut mereka telah terjadi kebiasaan yang
buruk yang dilakukan oleh beberapa oknum tertentu yakni seperti penggunaan bom,
bius dan benda-benda tajam ke dalam terumbu karang untuk mendapatkan ikan.
Mereka juga banyak yang menggunakannya sebagai bahan bangunan pondasi rumah.
Dari berbagai
pemanfaatan yang kurang baik tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa kualitas
terumbu karang di pulau Barrang Lompo sudah dalam keadaan rusak.
Di sisi lain, adapula
sebagian kecil masyarakat yang mendiami pulau Barrang Lompo yang mengaku bahwa
keberadaan terumbu karang di pulau tersebut tidaklah begitu penting. Menurut
pendapat mereka, ekosistem terumbu karang sudah tidak terlalu menhasilkan
manfaat nyata bagi mereka. Dalam segi ekonomi pun mereka mengaku bahwa di pulau
ini sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang. Mereka juga
sudah beralih profesi menjadi sebagai pencari teripang yang memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi di laut lepas seperti laut Banda hingga ke Benua Australia.
Selain itu, juga sudah banyak pedagang distributor ikan yang mendistribusikan
hasil laut seperti ikan dari pusat kota
Makassar ke pulau Barrang Lompo. Sehingga tanpa mencari atau melaut, mereka
sudah dapat menikmati ikan-ikan hasil distribusi tersebut.
Adapun beberapa hasil
laut yang dominan didapatkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yakni :
a. Teripang
b. Ikan
c. Kepiting
d. Kerang-kerangan atau tude
e. Rumput laut dan sebagainya.
3. Pengaruh Terumbu Karang terhadap Prospek Wisatawan Pulau
Barrang Lompo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Berikut akan dilakukan operasi hitung untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh antara eksistensi terumbu karang terhadap prospek wisatawan.
Namun, sebelumnya kita harus mengingat kembali bahwa dari
beberapa sumber yang ditemukan begitu banyak yang menyatakan bahwa eksistensi
terumbu karang dapat mempengaruhi tingginya prospek wisatawan. Untuk membuktikan hipotesis sementara tersebut maka
perlu dilakukan operasi hitung berikut.
Untuk memperoleh koefesien korelasi tersebut akan
digunakan rumus korelasi Product Moment,
yaitu :

Keterangan :
r :
koefesien korelasi antara x dan y
n :
jumlah subjek yang diselidiki
x : angka pada variabel pertama
y : angka pada variabel kedua
Σ : jumlah (sigma)
Penyelesaian
Diketahui
:
n = 3878 orang
x = 64
y =100



Jadi, nilai r adalah 0,000257.
Perhatikan
tabel interpretasi berikut!
|
r
|
Interpretasi
|
|
0,800 – 1,000
|
Tinggi
|
|
0,600 – 0,800
|
Cukup
|
|
0,200 – 0,600
|
Rendah
|
|
0,000 – 0,200
|
Sangat rendah (tidak berkorelasi)
|
(Hadi,
1986 : 275)
Jadi, nilai r adalah 0,000257, maka berdasarkan tabel interpretasi di
atas, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara eksistensi terumbu karang terhadap
prospek wisatawan pulau Barrang Lompo memenuhi kategori sangat rendah atau tidak berkorelasi.
Dari hasil diatas maka hipotesis sementara yang menyatakan bahwa pengaruh eksistensi terumbu karang
terhadap prospek wisatawan pulau Barrang Lompo ditolak.
Dan hipotesis alternatif baru yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh eksistensi
terumbu karang terhadap prospek wisatawan pulau Barrang Lompo diterima.
Dengan
kata lain, dapat di simpulkan bahwa eksistensi ekosistem terumbu karang pada
suatu wilayah belum tentu mempengaruhi prospek wisatawan wilayah tersebut.
Untuk menjadi sebuah wilayah yang mengemukakan pariwisata bahari, terkhusus
keindahan terumbu karang, haruslah ada sebuah komitmen bersama untuk menjaga
kelestarian dan keindahan terumbu karang guna sebagai modal utama untuk menjual
dan menonjolkan pariwisata tersebut kepada publik, baik lokal maupun
mancanegara.




0 komentar:
Posting Komentar
Sebutin nama yee,, kalo ngga dicubit loh!
(Pastikan Komentar Anda Telah Terkirim)